Cara kerja dan prinsip
kerja
serta keselamatan kerja
di laboratorium
A.
Cara – Cara Kerja Yang Baik Dengan
Memperhatikan Keselamatan dan Keamanan
1. Dalam keadaan sehat fisik
dan mental.
2. Mematuhi tata tertib
praktikum dan berdisiplin dalam keseluruhan kegiatan praktikum .
3. Menjaga kebersihan baik ruangan
maupun alat - alat selama praktikum .
4. Meneliti jumlah dan
keadaan alat-alat praktikum sebelum dan sesudah praktikum selesai
5. Dalam penimbangan,
pengerjaan dan penulisan laporan harus sistematik , cermat dan teliti
6. Jujur dalam semua
tindakan , mulai dari pembuatan sampai penyerahan hasil praktikum.
7. Kreatif, misalnya sebelum
memulai praktikum telah mempersiapkan komponen –komponen pelengkap seperti
menyiapkan wadah, tutup botol dll.
8. Selama praktek bicara
seperlunya supaya suasana tenang.
9. Tunjukkan sikap dan
penampilan percaya diri , tidak bingung dan tidak ragu-ragu sehingga mampu
bekerja dengan tenang.
10.Tidak ceroboh dalam menempatkan
alat-alat laboratorium , sehingga menimbulkan kecelakaan kerja seperti :
ketumpahan air panas atau memecahkan alat laboratorium.
11.
Pada penyerahan hasil praktikum perhatikan hal-hal dibawah ini :
a
|
Wadah :
|
apakah wadah sudah bersih, sesuai
(syrup dalam botol, salep dalam pot , dsb
|
b.
|
Etiket :
|
berwarna putih untuk obat dalam
dan biru untuk obat obat luar. Pada etiket harus tercantum nomor resep,
tanggal penyerahan resep, nama pasien, cara pemakaian obat, paraf si pembuat
resep.
|
c.
|
Signa atau penandaan
|
|
d.
|
Label :
|
Tidak boleh diulang tanpa resep
dokter (untuk obat keras, narkotik dan psikotropik), Obat Luar, Kocok
dahulu,dll.
|
Sebelum melakukan praktikum maka kita
harus mentaati tata tertib yang ada sesuai dengan point ke dua disebutkan bahwa
cara kerja di laboratorium yaitu Mematuhi tata tertib praktikum dan
berdisiplin dalam keseluruhan kegiatan praktikum .maka sesuai point kedua
tersebut adapun tata tertib di
laboratotium adalah sebagai berikut:
1.
Praktikan harus hadir paling lambat 10 menit sebelum praktikum dimulai.
2. Praktikan yang terlambat hanya boleh mengikuti
praktikum atas izin pengawas praktikum.
3. Praktikan
harus menggunakan seragam laboratorium (jas laboratorium) selama praktikum
berlangsung.
4.
Praktikan harus siap dengan peralatan dasar untuk praktikum (gunting, tali,
lem, wadah, serbet, dan lain – lain).
5. Praktikan
tidak diperkenankan mengikuti praktikum bila tidak atau belum mengikuti
responsi.
6. Wajib memelihara ketenangan selama praktikum
berlangsung.
7. Keluar masuk ruangan harus seizin pengawas
praktikum.
8. Dilarang makan atau minum atau membawa makanan
atau minuman dalam laboratorium.
9. Hanya
boleh menggunakan meja praktikum sesuai dengan tempat yang telah
ditentukan untuk setiap praktikan.
10. Dilarang memindah peralatan praktikum dari tempat
semula.
11. Setelah
selesai digunakan , semua bahan praktikum harus dikembalikan pada tempatnya semula
dalam keadaan rapi dan bersih.
12.Semua
bahan dan peralatan praktikum harus digunakan dan diperlakukan dengan baik dan
penuh tanggung jawab.
13. Praktikan hanya boleh meninggalkan laboratorium
dengan seizin pengawas setelah semua bahan dan peralatan praktikum
dibersihkan / dibereskan sebagaimana mestinya.
14.Setiap
kelompok praktikan harus menyusun jadwal piket untuk memelihara kebersihan
laboratorium.
15.Pelanggaran
tata tertib akan mengakibatkan sangsi tidak boleh mengikuti praktikum.
Selain 15 tata tertib
di atas setiap pengguna laboratorium juga harus mematuhi mematuhi standar
profesional berikut:
1.
Hindari mengganggu atau mengejutkan pengguna lain.
2.
Jangan biarkan lelucon praktis, keributan, atau kegaduhan berlebih terjadi
kapan pun.
3.
Gunakan peralatan laboratorium hanya untuk tujuan yang dimaksudkan.
4.
Kaji prosedur keselamatan dasar dengan seluruh pengunjung laboratorium tempat
zat berbahaya disimpan atau digunakan atau tempat kegiatan berbahaya sedang
berlangsung.
5.
Jika anak di bawah umur diizinkan berada di laboratorium, pastikan mereka
mendapat pengawasan langsung sepanjang waktu dari orang dewasa yang kompeten.
Kembangkan kebijakan terkait anak di bawah umur di dalam laboratorium, dan kaji
serta setujui semua kegiatan anak di bawah umur sebelum kedatangan mereka.
Pastikan pegawai laboratorium lainnya yang berada di area mengetahui keberadaan
anak di bawah umur.
B. Prinsip- Prinsip Kerja Di Laboratorium
1.
Rencanakan sebelumnya. Tentukan potensi bahaya
yang terkait dengan eksperimen sebelum memulai. Terapkan rencana untuk
menangani limbah yang dihasilkan di laboratorium sebelum memulai pekerjaan apa
pun.
2.
Batasi paparan ke bahan kimia. Jangan sampai bahan kimia
laboratorium bersentuhan dengan tubuh. Gunakan tudung kimia laboratorium dan
perangkat ventilasi lainnya untuk mencegah paparan ke zat yang menyebar melalui
udara kapan pun memungkinkan.
3.
Jangan meremehkan risiko. Anggap campuran bahan kimia
lebih beracun dibanding komponennya yang paling beracun. Perlakukan semua
senyawa dan zat baru dari toksisitas tak dikenal sebagai zat beracun.
4.
Bersiaplah jika kecelakaan terjadi. Sebelum
memulai eksperimen, ketahui tindakan tertentu yang harus diambil jika terjadi
pelepasan zat berbahaya secara tidak disengaja. Ketahui lokasi semua peralatan
keselamatan dan alarm kebakaran serta telepon terdekat, dan ketahui nomor
telepon yang harus dihubungi dan orang yang harus diberi tahu jika terjadi
keadaan darurat. Bersiaplah untuk memberikan tindakan darurat dasar. Selalu
beri tahukan kegiatan Anda kepada rekan kerja agar mereka dapat menanggapi
dengan
semestinya.
Banyak elemen rencana darurat yang baik
dapat diterapkan dengan mudah. Pasang nomor telepon darurat di tempat yang
memungkinkannya ditemukan dan digunakan dengan semestinya.
C. Keamanan Dan Pengamanan Kerja Laboratorium
Keamanan dan pengamanan kerja di laboratorium perlu diinformasikan,
setiap akan melakukan kegiatan praktik. Beberapa hal yang penting dalam
keamanan dan pengamanan kerja di laboratorium harus sudah disampaikan kepada
praktikan secara tertulis.
Terjadinya kecelakaan di
laboratorium mungkin karena hal-hal berikut:
1. Kurang pengetahuan dan pemahaman
terhadap alat/bahan yang digunakan.
2. Kurang penjelasan dari dosen.
3. Melanggar/tidak memperhatikan
instruksi.
Personel yang terlibat dalam
keselamatan kerja di laboratorium:
1. Petugas laboratorium, yang
menyediakan alat, memelihara keamanan dan keselamatan kerja.
2. Pembimbing, yang harus memberi
instruksi penting kepada praktikan tentang keamanan dan keselamatan kerja serta
memperhatikan cara praktikan bekerja.
3. Praktikan, yang harus memperhatikan
tata tertib dan menghindari bahaya bahan kimia.
Selama bekerja di laboratorium,
faktor disiplin sangat perlu diperhatikan. Disiplin yang baik merupakan faktor
yang penting dalam memelihara keselamatan kerja di laboratorium.
Adapun keamananan dan pengamanan
kerja di laboratorium sebagai berikut:
1. Rencanakan
percobaan yang akan dilakukan sebelum memulai praktikum.
2. Sediakanlah
alat-alat yang akan dipakai di atas meja. Alat-alat yang tidak digunakan
sebaiknya disimpan didalam almari supaya tidak mengganggu dalam bekerja.
3. Gunakan
peralatan kerja seperti masker, jas laboratorium untuk melindungi pakaian dan
sepatu tertutup untuk melindungi kaki.
4. Zat yang
akan dianalisis disimpan dalam tempat tertutup agar tidak kena kotoran yang
mempersulit analisis.
5. Dilarang
memakai perhiasan yang dapat rusak karena bahan kimia.
6. Dilarang
memakai sandal atau sepatu terbuka atau sepatu berhak tinggi.
7. Hindari
kontak langsung dengan bahan kimia.
8. Hindari
menghisap langsung uap bahan kimia, tetapi kipaslah uap tersebut dengan tangan
ke muka anda.
9. Dilarang
mencicipi atau mencium bahan kimia kecuali ada perintah khusus.
10.Bahan kimia
dapat bereaksi langsung dengan kulit menimbulkan iritasi (pedih atau gatal).
11. Baca label
bahan Kimia sekurang-kurangnya dua kali untuk menghindari kesalahan.
12. Pindahkan
sesuai dengan jumlah yang diperlukan, jangan menggunakan bahan Kimia secara
berlebihan.
13.Jangan
mengembalikan bahan Kimia ke dalam botol semula untuk mencegah kontaminasi.
14. Biasakanlah
mencuci tangan dengan sabun dan air bersih terutama setelah melakukan
praktikum.
15. Bila kulit
terkena bahan kimia, janganlah digaruk agar tidak tersebar.
16. Dilarang
makan, minum dan merokok di laboratorium.
17. Jagalah
kebersihan meja praktikum, apabila meja praktikum basah segera keringkan dengan
lap.
18.Hindarkan
dari api bahan-bahan yang mudah terbakar seperti eter, kloroform, dsb.
19. Hati-hati
dalam menggunakan bahan-bahan yang dapat menimbulkan luka bakar, misalnya
asam-asam pekat (H2SO4, HNO3, HCl), basa-basa
kuat (KOH, NaOH, dan NH4OH), dan oksidator kuat (air brom, iod,
senyawa klor, permanganat).
20.Percobaan
dengan penguapan menggunakan asam-asam kuat dan menghasilkan gas-gas beracun
dilakukan di almari asam.
21. Jangan
memanaskan zat dalam gelas ukur/labu ukur.
22. Menetralkan
asam/basa
- Asam pada pakaian: dengan amonia encer
- Basa pada pakaian: dengan asam cuka encer, kemudian amonia encer
- Asam/basa pada meja/lantai: dicuci dengan air yang banyak
- Asam, basa,
dan zat-zat yang merusak kulit: dicuci dengan air, kemudian diberi vaseline.
23. Bila
terjadi kecelakaan yang berkaitan dengan bahan kimia, laporkan segera pada
dosen atau asisten jaga.
Apabila
terjadi kecelakaan saat melakukan praktikum di laboratorium maka upaya untuk
mencegah terjadinya berbagai kecelakaan tersebut adalah:
1. Aturlah tempat bekerja serapi
mungkin, hindarkan lorong yang sesak, kertas yang tersebar dimana-mana. Zat
kimia, kotak obat, bahan-bahan lain jangan disimpan terlalu tinggi sehingga
menyebabkan terjadinya kecelakaan.
2. Setiap personel yang mengadakan
kegiatan laboratorium harus mengetahui tempat dan cara penggunaan perlengkapan
darurat seperti PPPK, pemadam kebakaran, dan pencuci mata.
3. Gunakan alat pelindung yang tepat
ketika suatu percobaan dilakukan.
4. Sebelum percobaan dilakukan,
telitilah terlebih dahulu kemungkinan bahaya yang dapat terjadi, berhati-hatilah
bekerja agar kecelakaan tidak terjadi.
5. Berikan peringatan yang jelas, jika
suatu kegiatan dapat menimbulkan bahaya.
6. Sediakan tempat pembuangan khusus
untuk cairan, kaca, sobekan kain, kertas dan lainnya.
7. Tekankan agar siswa tetap tenang, meskipun
terjadi kecelakaan, dan segera melapor jika ada yang terluka.
8. air yang cukup dalam laboratorium,
9. tersedianya tempa.
9. tersedianya tempa.
beberapa
sumber-sumber bahaya dan cara pencegahannya:
a. Pengaturan alat ,Alat-alat yang
tidak akan segera dipakai supaya disimpan digudang atau dalam lemari.Bahan yang
mudah terbakar atau berbahaya jangan diletakkan di dekat jalan ke luar.Diusahakan
bahan yang mudah terbakar dan berbahaya itu jumlahnya sedikit saja.Untuk dapat
dengan segera melakukan pencegahan bahaya yang lebih besar, jalan yang menuju
ke tempat sakelar listrik, kran gas dan air harus bebas dari hambatan.
Berlari dalam laboratorium harus dihindari, karena dapat menyebabkan tumbukan.
Berlari dalam laboratorium harus dihindari, karena dapat menyebabkan tumbukan.
b. RadiasiRadiasi selain ditimbulkan
oleh bahan radioaktif juga disebabkan oleh radiasi sinar ultra ungu, sinar
laser, dan oleh sinar x.
Jika dalam eksperimen digunakan lamp sinar ultra ungu, lampu ini harus diberi perlindungan yang baik hingga sinarnya tidak menyebar ke mana-mana. Maka memakai kacamata pelindung. Sinar laser atau pantulan sinar laser mengenai mata dapat merusak mata dan menyebabkan kebutaan. Kulit yang terkena langsung oleh sinar laser dapat terbakar. Oleh karena itu, jangan menatap secara langsung sinar laser.
Jika dalam eksperimen digunakan lamp sinar ultra ungu, lampu ini harus diberi perlindungan yang baik hingga sinarnya tidak menyebar ke mana-mana. Maka memakai kacamata pelindung. Sinar laser atau pantulan sinar laser mengenai mata dapat merusak mata dan menyebabkan kebutaan. Kulit yang terkena langsung oleh sinar laser dapat terbakar. Oleh karena itu, jangan menatap secara langsung sinar laser.
c. Listrik Pada waktu memperbaiki
alat atau menyambung kabel, arus listrik harus diputuskan lebih dulu. Jika ada
yang terkena kejutan listrik, sumber arus harus segera diputuskan. Jangan
menyentuh orang yang terkena kejutan listrik sebelum arus diputuskan. Kabel-kabel
jangan dibiarkan bergantungan atau berserakan di lantai. Kawat pada ujung kabel
harus terikat erat dengan terminalnya. Jangan memegang kabel atau kontak listrik
dengan tangan yang basah.Kapasitor dapat menimbulkan kejutan listrik bila
dipegang, walaupun arus listriknya sudah diputus. Karena itu sebelum digunakan
muatannya harus dibuang dulu dengan membuat arus pendek.Semua alat baru harus
diperiksa dulu sebelum digunakan untuk meyakinkan apakah pada khasisnya tidak
terjadi hubungan pendek.
d. Silinder (tabung) gasLetakkan
silinder gas dalam keadaan berdiri (vertikal) dan diikat pada alasnya, atau
ditidurkan dengan diberi ganjal agar tidak tergulir.Periksalah lebih dahulu
klep silinder gas yang baru datang dari agen, jika bocor kembalikan ke tempat
agen penjualnya dan jangan berusaha untuk memperbaikinya.Sebelum digunakan
pasanglah regulator pada klepnya untuk mengatur tekanan gas keluar dari
silinder. Tanpa regulator tekanan gas yang keluar dari silinder akan seperti
jet dengan tekanan yang sangat besar.
Pipa saluran gas yang bocor akan merupakan sumber terjadinya bahaya keracunan dan kebakaran. Pipa saluran gas ini harus selalu sering diperiksa, bila perlu mengundang ahlinya untuk memperbaikinya. Ketajaman hidung untuk membau gas yang bocor ini merupakan alat yang sangat berguna untuk mencegah terjadinya bahaya.Selain silinder gas yang berisi elpiji yang bentuknya khusus, terdapat pula silinder gas yang berisi gas hidrogen, oksigen, nitrogen, karbon dioksida, klor, dan astilen. Berilah tanda masing masing silinder ini supaya tidak keliru satu dengan yang lain.
Pipa saluran gas yang bocor akan merupakan sumber terjadinya bahaya keracunan dan kebakaran. Pipa saluran gas ini harus selalu sering diperiksa, bila perlu mengundang ahlinya untuk memperbaikinya. Ketajaman hidung untuk membau gas yang bocor ini merupakan alat yang sangat berguna untuk mencegah terjadinya bahaya.Selain silinder gas yang berisi elpiji yang bentuknya khusus, terdapat pula silinder gas yang berisi gas hidrogen, oksigen, nitrogen, karbon dioksida, klor, dan astilen. Berilah tanda masing masing silinder ini supaya tidak keliru satu dengan yang lain.
e. Api,Api yang kecil sangat kita
butuhkan di laboratorium sebagai sumber panas untuk memanasi atau membakar
suatu zat. Tetapi jika api yang kita butuhkan ini membesar akan dapat
menimbulkan bahaya kebakaran. Karena itu perlakukanlah api di laboratorium
dengan sangat hati-hati. Api dan benda panas lainnya, selain menyebabkan bahaya
kebakaran juga menyebabkan luka bakar.Sumber bahaya kebakaran berasal dari
pembakaran spiritus, pembakaran bensin, percikan listrik, benda yang panas, dan
zat pengoksidan. Jauhkan zat yang mudah terbakar seperti etil, alkohol,
metanol, aseton, asetaldehida, benzena, eter, petroleum eter, dan karbon
disulfida dari benda-benda di atas. Simpanlah zat yang mudah terbakar ini agar
tidak melebihi 500ml.Jangan membuang benda panas, benda terbakar, atau bahan
kimia yang sangat reaktif di tempat sampah. Logam natrium dan kalium bereaksi
kuat dengan air menghasilkan percikan api. Jika sisa logam ini dibuang di
tempat bak cuci atau di tempat sampah yang basah akan menimbulkan kebakaran.
Fosfor putih di udara akan terbakar dengan sendirinya sambil menghasilkan asap putih dan gas fosfin yang sangat beracun. Karena itu fosfor putih selalu disimpan terendam dalam air. Jika sisa fosfor dibuang di tempat sampah, selama fosfor itu masih basah tidak akan berbahaya, tetapi nanti jika sudah kering akan menyebabkan kebakaran.Jangan memanasi zat cair yang mudah menguap dan mudah terbakar dengan api telanjang, panaskan dengan menggunakan penangas air. Eksperimen yang menggunakan sumber panas jangan ditinggalkan, harus diawasi terus menerus.Sebelum meninggalkan laboratorium, periksalah apakah semua api sudah dipadamkan, kran gas dan air sudah ditutup, kontak listrik sudah dicabut/diputuskan, dan lampu sudah dipadamkan.
Fosfor putih di udara akan terbakar dengan sendirinya sambil menghasilkan asap putih dan gas fosfin yang sangat beracun. Karena itu fosfor putih selalu disimpan terendam dalam air. Jika sisa fosfor dibuang di tempat sampah, selama fosfor itu masih basah tidak akan berbahaya, tetapi nanti jika sudah kering akan menyebabkan kebakaran.Jangan memanasi zat cair yang mudah menguap dan mudah terbakar dengan api telanjang, panaskan dengan menggunakan penangas air. Eksperimen yang menggunakan sumber panas jangan ditinggalkan, harus diawasi terus menerus.Sebelum meninggalkan laboratorium, periksalah apakah semua api sudah dipadamkan, kran gas dan air sudah ditutup, kontak listrik sudah dicabut/diputuskan, dan lampu sudah dipadamkan.
Kesimpulan
Dengan
mengetahui bagimana cara kerja dan prinsip kerja serta keamanan kerja di
laboratorium maka berguna bagi kita sebagai panduan sebelum melakukan praktikum
di laboratorium.cara kerja dan prinsip kerja di laboratorium merupakan langkah-
langkah sebelum dan sesudah kita melakukan praktikum agar selama proses
praktikum tidak terjadi kesalahan –kesalahan yang tidak di inginkan serta dapat
menimbulkan kecelakaan yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Untuk keamanan kerja di laboratorium
kita mengetahui bagaimana agar diri kita bisa terhindar dari kecelakaan di laboratorium dan
jika terjadi kecelakaan maka kita sudah mengetahui bagaimana cara menanganinya.
Dalam keamanan kerja hal pertama yang harus di patuhi adalah kedisiplinan terhadap
tata tertib serta aturan-aturan yang ada di laboratorium agar tidak terjadinya kecelakaan.
Daftar
pustaka
ijin share info tokopedia.com/auvistore
BalasHapusijin share info tokopedia.com/auvistore
BalasHapus