Jumat, 31 Mei 2013

amphibi


BAB I
                                            PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Amphibi merupakan hewan dengan kelembaban kulit yang tinggi, tidak tertutupi oleh rambut dan mampu hidup di air maupun di darat. Amphibia berasal dari bahasa yunani yaitu amphi yang berarti dua dan bios yang berarti hidup. Karena itu amphibi diartikan sebagai hewan yang mempunyai dua bentuk kehidupan yaitu di darat dan di air.
       Amphibi adalah kelompok terkecil di antara vertebrata, dengan jumlah hanya 3.000 spesies. Amfibi adalah hewan berdarah dingin yang  berarti amfibi tidak dapat mengatur suhu badannya sendiri. Untuk itu, amfibi memerlukan matahari untuk menghangatkan badan. Awalnya amfibi mengawali hidup di perairan dan melakukan pernapasan menggunakan insang. Seiring dengan pertumbuhannya paru-paru dan kakinya berkembang dan amfibi pun dapat berjalan di atas daratan.

B.Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dari  makalah ini adalah:
1.      mengetahui karakteristik amphibi
2.      Mengetahui  ciri-ciri hewan amphibi
3. Mengetahui habitat amphibi
4.Struktur tubuh amphibi dan system organ pada amphibi
C.Tujuan
Dengan di tuliskan makalah ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana ciri-ciri hewan amphibi, habitat serta struktur tubuh dan sistem organ pada amphibi

      BAB II
PEMBAHASAN

A. Karakteristik dan Ciri-Ciri dari Amphibi
Amphibia adalah vertebrata yang dapat hidup baik dalam air tawar dan di darat. Sebagian besar mengalami metamorfosis dari berudu ke dewasa, namun beberapa jenis amphibia tetap mempunyai insang selama hidupnya. Amphibi memiliki  kulit yang biasanya tipis dan basah. Tubuh amphibi terbagi menjadi kepala dan badan (tidak ada leher). Terdapat dua pasang apendiks lokomotor (yang belakang sangat panjang). Kulit lunak, tidak bersisik. Lubang hidung antori-dorsal,  mata  dorsal, besar,membran timpani, dorsal berada di belakang dekat mata. Mulut sangat lebar. Tiap tangan mempunyai 4 jari, jari kelima rudimenter. Tiap kaki mempunyai 5 buah jari dengan selaput antar jari – jari.

             Amphibi muncul pada pertengahan periode Jura, pra era Paleozoik sebagai vertebrata yang tertua. Kebanyakan Amfibi adalah hewan tropis, karena sifatnya yang poikiloterm atau berdarah dingin. Amphibi memerlukan sinar matahari untuk mendapatkan panas ke tubuhnya, karena tidak bisa memproduksi panas sendiri. Oleh karena itu banyak amphibi yang ditemukan di wilatah tropis dan sub tropis, termasuk seluruh kawasan Indonesia.
Amphibi umumnya merupakan makhluk semi akuatik, yang hidup di darat pada daerah yang terdapat air tawar yang tenang dan dangkal. Tetapi ada juga amphibi yang hidup di pohon sejak lahir sampai mati, dan ada juga yang hidup di air sepanjang hidupnya. Amphibi banyak ditemukan di areal sawah, daerah sekitar sungai, rawa, kolam, bahkan dilingkungan perumahan pun bisa ditemukan.
Amphibi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Memilliki anggota gerak yang secara anamotis pentadactylus
2. Tidak memiliki kuku dan cakar, tetapi ada beberapa anggota amphibia yang pada ujung jarinya mengalami penandukan membentuk kuku dan cakar, contoh Xenopus sp
3. Kulit memiliki dua kelenjar yaitu kelenjar mukosa dan atau kelenjar berbintil
4. Pernafasan dengan insang, kulit, paru-paru.
5. Mempunyai sistem pendengaran, yaitu berupa saluran auditory dan dikenal dengan tympanum.
6. Jantung terdiri dari tiga lobi ( 1 ventrikel dan 2 atrium)
7.Mempunyai struktur gigi, yaitu gigi maxilla dan gigi palatum.
8. Merupakan hewan poikiloterm
 ah punah). Adapun klasifikasinya sebagai berikut:

B.Struktur Tubuh Amphibi
Tubuh katak terdiri dari beberapa bagian yaitu Caput (kepala), organon visus, cavum oris , Extremitas liberae (anggota gerak bebas),dimana  bagian-bagian tersebut memiliki lagi bagian –bagian yang spesipik seperti pada caput yang terdiri atas Rostrum (moncong) dengan rima oris (celah mulut), dan Nares anteriores (lubang hidung depan). Selanjutnya bagian dari Organon visus (alat penglihatan) terdiri atas Palpebra superior (pelapuk mata atas), Palpebra inferior (pelapuk mata bawah,Membrane nictitans (selaput tipis) dan  Bulbus oculi (bola mata),Membrane tympani (selaput pendengaran) dan Cavum oris. Pada cavum oris memiliki bagian-bagian seperti Maxilla (rahang atas), Mandibula (rahang bawah)
Palatum (langit-langit) , dan Lingua (lidah).Pada  Extremitas liberae (anggota gerak bebas) memiliki 2 jenis  yang terdiri extremitas anterior dan extremitas posterior. Dimana Extremitas anterior (anggota gerak depan) memiliki beberapa bagian yaitu Brachium (lengan atas), Antebrachium (lengan bawah), Manus (tangan) dan Digiti (jari).Sedangkan Extremitas posterior (anggota gerak belakang) terdiri atas  Femur (paha),Crus (tungkai bawah),Pes/pedes (kaki), Digiti (jari) dan  Membrane renang.

B.     Sistem Organ Pada Amphibi
Sistem organ pada amphibi meliputi sistem pencernaan,sistem peredaran darah,sistem ekresi,serta sistem respirasi dan reproduksi yang akan di jelaskan lebih detail lagi pada paragraph berikutnya.

1.         Sistem pencernaan
        Sistem pencernaan terdiri atas rongga mulut,kerongkongan,lambung,usus,usus besar,dan kloaka.Rongga Mulut , Katak memiliki rongga mulut yang ditopang oleh rahang atas maupun rahang bawah. Gigi katak berbentuk V dan tidak berkembang dengan sempurna. Lidah katak sangat panjang, dan lidah inilah yang berfungsi menangkap mangsa. Keunikan pada lidah katak adalah pangkal lidah yang berada di depan, bentuk lidah yang menggulung, serta tekstur lidah yang kenyal dan sangat lengket.Kerongkongan (Esofagus) , Kerongkongan katak tidak berkembang seperti kerongkongan pada manusia yang cukup panjang dan mampu melakukan gerak peristaltik. Kerongkongan pada katak hanya berupa saluran kecil yang sangat pendek. Hal ini akibat katak tidak memiliki leher seperti halnya mamalia maupun aves.Lambung (Ventrikulus) ,Bentuk lambung pada sistem pencernaan katak mirip dengan ventrikulus pada ikan. Lambung katak bersifat sangat asam. Tujuannya adalah untuk membunuh mangsa dan kuman-kuman penyakit, mengingat mangsa katak adalah serangga yang mungkin masih hidup ketika ditelan. Di dekat lambung, menempel pankreas yang berwarna kuning dan berfungsi menghasilkan enzim untuk mencerna makanan. Selain itu, di dekat ventrikulus, terdapat hepar (hati) yang menghasilkan cairan empedu untuk menetralisasi racun dan zat-zat toksik yang masuk ke dalam saluran pencernaan katak.Usus (Intestinum) ,Usus katak identik dengan usus ikan. Meskipun lebih panjang, bagian-bagian usus seperti duodenum (usus 12 jari), jejunum (usus kosong) maupun ileum (usus cerna), belum memiliki batas-batas yang jelas. Meskipun demikian, di dalam usus, terjadi penyerapan sari-sari makanan oleh bantuan enzim yang dihasilkan pankreas.Usus Besar atau Usus Tebal , Di dalam usus besar katak, hanya terjadi penyerapan air dan pembusukan sisa makanan.Kloaka, Sisa makanan yang tidak dipakai akan dibuang melalui saluran kloaka katak. Perlu diketahui, identik dengan ikan maupun reptilian, katak belum memiliki saluran reproduksi, pembuangan urine dan pembuangan zat sisa makanan yang terpisah. Semuanya bermuara di saluran kloaka.
Anggota amphibia terdiri dari 4 ordo yaitu Urodela (Salamander), Apoda (Caecilia), Anura ( katak dan kodok), dan Proanura (tel





BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Dari penjelasan di atas mengenai Amphibi di ketahui  amphibi tersebut dapat hidup di air maupun di daratan. Amphibi berasal dari bahasa yunani yaitu amphi yang berarti dua dan bios yang berarti hidup. Karena itu amphibi diartikan sebagai hewan yang mempunyai dua bentuk kehidupan yaitu di darat dan di air.Amphibi memiliki empat  ordo yaitu Anggota amphibia terdiri dari 4 ordo yaitu Urodela (Salamander), Apoda (Caecilia), dan Anura ( katak dan kodok), Proanura (telah punah).selanjutnya amphibi memiliki system repoduksi yang unik dimana katak jantan berada di atas betinanya dan membantu katak betina agar mudah mengeluarkan telurnya dan akhirnya katak jantan pun membuahi telur tersebut. Sistem peredaran darah katak berupa sistem peredaran darah tertutup dan peredaran darah ganda.Saluran pencernaan katak terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung usus, dan kloaka,Sedangkan alat pernapasan pada katak berupa paru-paru, kulit, dan insang.
C.    Saran
Dari makalah yang kami buat ini kami harap bermanfaat bagi si pembaca untuk menambahkan wawasannya dan jika ada kesalahan pada penulisan ataupun nama-nama kami harap si pembaca dapat memberikan kritikan kepada kelompok kami dan membenarkannya.
f.       Ala
Daftar Pustaka





Senin, 27 Mei 2013

sifat koligatif larutan



Sifat Koligatif Larutan
Ditulis oleh Ratna dkk pada 16-04-2009
Description: Gambaran umum sifat koligatif
Gambaran umum sifat koligatif
Sifat  koligatif  larutan  adalah  sifat  larutan  yang  tidak tergantung pada macamnya zat terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut (konsentrasi zat terlarut).
Apabila suatu pelarut ditambah dengan sedikit zat terlarut (Gambar 6.2), maka akan didapat suatu larutan yang mengalami:
  1. Penurunan tekanan uap jenuh
  2. Kenaikan titik didih
  3. Penurunan titik beku
  4. Tekanan osmosis
Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat Larutan itu sendiri. Jumlah partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel dalam larutan elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama. Hal ini dikarenakan larutan elektrolit terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non elektrolit tidak terurai menjadi ion-ion. Dengan demikian sifat koligatif larutan dibedakan atas sifat koligatif larutan non elektrolit dan sifat koligatif larutan elektrolit.
Penurunan Tekanan Uap Jenuh
Pada  setiap  suhu,  zat  cair  selalu  mempunyai  tekanan tertentu. Tekanan ini adalah tekanan uap jenuhnya pada suhu tertentu. Penambahan suatu zat ke dalam zat cair menyebabkan penurunan tekanan uapnya. Hal ini disebabkan karena zat terlarut itu mengurangi bagian atau fraksi dari pelarut, sehingga kecepatan penguapan berkurang.
Description: Gambaran penurunan tekanan uap
Gambaran penurunan tekanan uap
Menurut Roult :
p = po . XB
keterangan:
p     : tekanan uap jenuh larutan
po  : tekanan uap jenuh pelarut murni
XB  : fraksi mol pelarut
Karena XA + XB = 1, maka persamaan di atas dapat diperluas menjadi :
P = Po (1 – XA)
P = Po – Po . XA
Po – P = Po . XA
Sehingga :
ΔP = po . XA
keterangan:
ΔP   : penuruman tekanan uap jenuh pelarut
po    : tekanan uap pelarut murni
XA   : fraksi mol zat terlarut

Senin, 18 Maret 2013

cara kerja serta keselamatan kerja di laboratorium


Cara kerja dan prinsip kerja
serta keselamatan kerja di laboratorium

A.      Cara – Cara Kerja Yang Baik Dengan Memperhatikan Keselamatan dan Keamanan
1. Dalam keadaan sehat fisik dan mental.
2.  Mematuhi tata tertib praktikum dan berdisiplin  dalam keseluruhan  kegiatan praktikum .
3. Menjaga kebersihan baik ruangan maupun alat - alat selama praktikum .
4.  Meneliti jumlah dan keadaan alat-alat praktikum sebelum dan sesudah praktikum selesai
5. Dalam penimbangan, pengerjaan dan penulisan laporan harus sistematik , cermat dan  teliti
6.  Jujur dalam semua tindakan , mulai dari pembuatan sampai penyerahan hasil praktikum.
7. Kreatif, misalnya sebelum memulai praktikum telah mempersiapkan komponen –komponen pelengkap seperti menyiapkan wadah, tutup botol dll.
8. Selama praktek bicara seperlunya supaya suasana tenang.
9. Tunjukkan sikap dan penampilan percaya diri , tidak bingung dan tidak ragu-ragu sehingga mampu bekerja dengan tenang.
10.Tidak ceroboh dalam menempatkan alat-alat laboratorium , sehingga menimbulkan  kecelakaan kerja seperti : ketumpahan air panas atau memecahkan alat laboratorium.
11. Pada penyerahan hasil praktikum perhatikan hal-hal dibawah ini :
a
Wadah             :            
apakah wadah sudah bersih, sesuai (syrup dalam botol, salep dalam pot , dsb
b.
Etiket               :            
berwarna putih untuk obat dalam dan biru untuk obat obat luar. Pada etiket harus tercantum nomor resep, tanggal penyerahan resep, nama pasien, cara pemakaian obat, paraf si pembuat resep.
c.
Signa atau penandaan 
d.
Label                  :        
Tidak boleh diulang tanpa resep dokter (untuk obat keras, narkotik dan psikotropik), Obat Luar, Kocok dahulu,dll.
  
          Sebelum melakukan praktikum maka kita harus mentaati tata tertib yang ada sesuai dengan point ke dua disebutkan bahwa cara kerja di laboratorium yaitu   Mematuhi tata tertib praktikum dan berdisiplin  dalam keseluruhan kegiatan praktikum .maka sesuai point kedua tersebut adapun  tata tertib di laboratotium adalah sebagai berikut:

1. Praktikan harus hadir paling lambat 10 menit sebelum praktikum dimulai.
2. Praktikan yang terlambat hanya boleh mengikuti praktikum atas izin pengawas praktikum.
3. Praktikan harus menggunakan seragam laboratorium (jas laboratorium) selama praktikum berlangsung.
4. Praktikan harus siap dengan peralatan dasar untuk praktikum (gunting, tali, lem, wadah, serbet, dan lain – lain).
5. Praktikan tidak diperkenankan mengikuti praktikum bila tidak atau belum mengikuti responsi.
6. Wajib memelihara ketenangan selama praktikum berlangsung.
7.  Keluar masuk ruangan harus seizin pengawas praktikum.
8.  Dilarang makan atau minum atau membawa makanan atau minuman dalam laboratorium.
9.  Hanya boleh menggunakan meja praktikum sesuai dengan tempat yang telah ditentukan  untuk setiap praktikan.
10. Dilarang memindah peralatan praktikum dari tempat semula.
11. Setelah selesai digunakan , semua bahan praktikum harus dikembalikan pada tempatnya semula dalam keadaan rapi dan bersih.
12.Semua bahan dan peralatan praktikum harus digunakan dan diperlakukan dengan baik dan penuh tanggung jawab.
13. Praktikan hanya boleh meninggalkan laboratorium dengan seizin pengawas  setelah semua bahan dan peralatan praktikum dibersihkan / dibereskan sebagaimana mestinya.
14.Setiap kelompok praktikan harus menyusun jadwal piket untuk memelihara kebersihan laboratorium.
15.Pelanggaran tata tertib akan mengakibatkan sangsi tidak boleh mengikuti praktikum.
                                                                                               

Selain 15 tata tertib di atas setiap pengguna laboratorium juga harus mematuhi mematuhi standar profesional berikut:

1. Hindari mengganggu atau mengejutkan pengguna lain.
2. Jangan biarkan lelucon praktis, keributan, atau kegaduhan berlebih terjadi kapan pun.
3. Gunakan peralatan laboratorium hanya untuk tujuan yang dimaksudkan.
4. Kaji prosedur keselamatan dasar dengan seluruh pengunjung laboratorium tempat zat berbahaya disimpan atau digunakan atau tempat kegiatan berbahaya sedang berlangsung.
5. Jika anak di bawah umur diizinkan berada di laboratorium, pastikan mereka mendapat pengawasan langsung sepanjang waktu dari orang dewasa yang kompeten. Kembangkan kebijakan terkait anak di bawah umur di dalam laboratorium, dan kaji serta setujui semua kegiatan anak di bawah umur sebelum kedatangan mereka. Pastikan pegawai laboratorium lainnya yang berada di area mengetahui keberadaan anak di bawah umur.









B. Prinsip- Prinsip Kerja Di Laboratorium
1. Rencanakan sebelumnya. Tentukan potensi bahaya yang terkait dengan eksperimen sebelum memulai. Terapkan rencana untuk menangani limbah yang dihasilkan di laboratorium sebelum memulai pekerjaan apa pun.
2. Batasi paparan ke bahan kimia. Jangan sampai bahan kimia laboratorium bersentuhan dengan tubuh. Gunakan tudung kimia laboratorium dan perangkat ventilasi lainnya untuk mencegah paparan ke zat yang menyebar melalui udara kapan pun memungkinkan.
3. Jangan meremehkan risiko. Anggap campuran bahan kimia lebih beracun dibanding komponennya yang paling beracun. Perlakukan semua senyawa dan zat baru dari toksisitas tak dikenal sebagai zat beracun.
4. Bersiaplah jika kecelakaan terjadi. Sebelum memulai eksperimen, ketahui tindakan tertentu yang harus diambil jika terjadi pelepasan zat berbahaya secara tidak disengaja. Ketahui lokasi semua peralatan keselamatan dan alarm kebakaran serta telepon terdekat, dan ketahui nomor telepon yang harus dihubungi dan orang yang harus diberi tahu jika terjadi keadaan darurat. Bersiaplah untuk memberikan tindakan darurat dasar. Selalu beri tahukan kegiatan Anda kepada rekan kerja agar mereka dapat menanggapi dengan
    semestinya. Banyak elemen rencana darurat yang baik dapat diterapkan dengan mudah. Pasang nomor telepon darurat di tempat yang memungkinkannya ditemukan dan digunakan dengan semestinya.






C. Keamanan Dan Pengamanan Kerja Laboratorium
Keamanan dan pengamanan  kerja di laboratorium perlu diinformasikan, setiap akan melakukan kegiatan praktik. Beberapa hal yang penting dalam keamanan dan pengamanan kerja di laboratorium harus sudah disampaikan kepada praktikan secara tertulis.
Terjadinya kecelakaan di laboratorium mungkin karena hal-hal berikut:
1.     Kurang pengetahuan dan pemahaman terhadap alat/bahan yang digunakan.
2.     Kurang penjelasan dari dosen.
3.     Melanggar/tidak memperhatikan instruksi.
Personel yang terlibat dalam keselamatan kerja di laboratorium:
1.     Petugas laboratorium, yang menyediakan alat, memelihara keamanan dan keselamatan kerja.
2.     Pembimbing, yang harus memberi instruksi penting kepada praktikan tentang keamanan dan keselamatan kerja serta memperhatikan cara praktikan bekerja.
3.     Praktikan, yang harus memperhatikan tata tertib dan menghindari bahaya bahan kimia.
Selama bekerja di laboratorium, faktor disiplin sangat perlu diperhatikan. Disiplin yang baik merupakan faktor yang penting dalam memelihara keselamatan kerja di laboratorium.



Adapun keamananan dan pengamanan kerja di laboratorium sebagai berikut:
1. Rencanakan percobaan yang akan dilakukan sebelum memulai praktikum.
2. Sediakanlah alat-alat yang akan dipakai di atas meja. Alat-alat yang tidak digunakan sebaiknya disimpan didalam almari supaya tidak mengganggu dalam bekerja.
3. Gunakan peralatan kerja seperti masker, jas laboratorium untuk melindungi pakaian dan sepatu tertutup untuk melindungi kaki.
4. Zat yang akan dianalisis disimpan dalam tempat tertutup agar tidak kena kotoran yang mempersulit analisis.
5. Dilarang memakai perhiasan yang dapat rusak karena bahan kimia.
6. Dilarang memakai sandal atau sepatu terbuka atau sepatu berhak tinggi.
7. Hindari kontak langsung dengan bahan kimia.
8. Hindari menghisap langsung uap bahan kimia, tetapi kipaslah uap tersebut dengan tangan ke muka anda.
9. Dilarang mencicipi atau mencium bahan kimia kecuali ada perintah khusus.
10.Bahan kimia dapat bereaksi langsung dengan kulit menimbulkan iritasi (pedih atau gatal).
11. Baca label bahan Kimia sekurang-kurangnya dua kali untuk menghindari kesalahan.
12. Pindahkan sesuai dengan jumlah yang diperlukan, jangan menggunakan bahan Kimia secara berlebihan.
13.Jangan mengembalikan bahan Kimia ke dalam botol semula untuk mencegah kontaminasi.
14. Biasakanlah mencuci tangan dengan sabun dan air bersih terutama setelah melakukan praktikum.
15. Bila kulit terkena bahan kimia, janganlah digaruk agar tidak tersebar.
16. Dilarang makan, minum dan merokok di laboratorium.
17. Jagalah kebersihan meja praktikum, apabila meja praktikum basah segera keringkan dengan lap.
18.Hindarkan dari api bahan-bahan yang mudah terbakar seperti eter, kloroform, dsb.
19. Hati-hati dalam menggunakan bahan-bahan yang dapat menimbulkan luka bakar, misalnya asam-asam pekat (H2SO4, HNO3, HCl), basa-basa kuat (KOH, NaOH, dan NH4OH), dan oksidator kuat (air brom, iod, senyawa klor, permanganat).
20.Percobaan dengan penguapan menggunakan asam-asam kuat dan menghasilkan gas-gas beracun dilakukan di almari asam.
21. Jangan memanaskan zat dalam gelas ukur/labu ukur.
22. Menetralkan asam/basa
- Asam pada pakaian: dengan amonia encer
- Basa pada pakaian: dengan asam cuka encer, kemudian amonia encer
- Asam/basa pada meja/lantai: dicuci dengan air yang banyak
- Asam, basa, dan zat-zat yang merusak kulit: dicuci dengan air, kemudian diberi vaseline.
23. Bila terjadi kecelakaan yang berkaitan dengan bahan kimia, laporkan segera pada dosen atau asisten jaga.



Apabila terjadi kecelakaan saat melakukan praktikum di laboratorium maka upaya untuk mencegah terjadinya berbagai kecelakaan tersebut adalah:
1.     Aturlah tempat bekerja serapi mungkin, hindarkan lorong yang sesak, kertas yang tersebar dimana-mana. Zat kimia, kotak obat, bahan-bahan lain jangan disimpan terlalu tinggi sehingga menyebabkan terjadinya kecelakaan.
2.     Setiap personel yang mengadakan kegiatan laboratorium harus mengetahui tempat dan cara penggunaan perlengkapan darurat seperti PPPK, pemadam kebakaran, dan pencuci mata.
3.     Gunakan alat pelindung yang tepat ketika suatu percobaan dilakukan.
4.     Sebelum percobaan dilakukan, telitilah terlebih dahulu kemungkinan bahaya yang dapat terjadi, berhati-hatilah bekerja agar kecelakaan tidak terjadi.
5.     Berikan peringatan yang jelas, jika suatu kegiatan dapat menimbulkan bahaya.
6.     Sediakan tempat pembuangan khusus untuk cairan, kaca, sobekan kain, kertas dan lainnya.
7.     Tekankan agar siswa tetap tenang, meskipun terjadi kecelakaan, dan segera melapor jika ada yang terluka.
8. air yang cukup dalam laboratorium,
9. tersedianya tempa
.   


beberapa sumber-sumber bahaya dan cara pencegahannya:

a. Pengaturan alat ,Alat-alat yang tidak akan segera dipakai supaya disimpan digudang atau dalam lemari.Bahan yang mudah terbakar atau berbahaya jangan diletakkan di dekat jalan ke luar.Diusahakan bahan yang mudah terbakar dan berbahaya itu jumlahnya sedikit saja.Untuk dapat dengan segera melakukan pencegahan bahaya yang lebih besar, jalan yang menuju ke tempat sakelar listrik, kran gas dan air harus bebas dari hambatan.
Berlari dalam laboratorium harus dihindari, karena dapat menyebabkan tumbukan.

b. RadiasiRadiasi selain ditimbulkan oleh bahan radioaktif juga disebabkan oleh radiasi sinar ultra ungu, sinar laser, dan oleh sinar x.
Jika dalam eksperimen digunakan lamp sinar ultra ungu, lampu ini harus diberi perlindungan yang baik hingga sinarnya tidak menyebar ke mana-mana. Maka memakai kacamata pelindung. Sinar laser atau pantulan sinar laser mengenai mata dapat merusak mata dan menyebabkan kebutaan. Kulit yang terkena langsung oleh sinar laser dapat terbakar. Oleh karena itu, jangan menatap secara langsung sinar laser.
c. Listrik Pada waktu memperbaiki alat atau menyambung kabel, arus listrik harus diputuskan lebih dulu. Jika ada yang terkena kejutan listrik, sumber arus harus segera diputuskan. Jangan menyentuh orang yang terkena kejutan listrik sebelum arus diputuskan. Kabel-kabel jangan dibiarkan bergantungan atau berserakan di lantai. Kawat pada ujung kabel harus terikat erat dengan terminalnya. Jangan memegang kabel atau kontak listrik dengan tangan yang basah.Kapasitor dapat menimbulkan kejutan listrik bila dipegang, walaupun arus listriknya sudah diputus. Karena itu sebelum digunakan muatannya harus dibuang dulu dengan membuat arus pendek.Semua alat baru harus diperiksa dulu sebelum digunakan untuk meyakinkan apakah pada khasisnya tidak terjadi hubungan pendek.
d. Silinder (tabung) gasLetakkan silinder gas dalam keadaan berdiri (vertikal) dan diikat pada alasnya, atau ditidurkan dengan diberi ganjal agar tidak tergulir.Periksalah lebih dahulu klep silinder gas yang baru datang dari agen, jika bocor kembalikan ke tempat agen penjualnya dan jangan berusaha untuk memperbaikinya.Sebelum digunakan pasanglah regulator pada klepnya untuk mengatur tekanan gas keluar dari silinder. Tanpa regulator tekanan gas yang keluar dari silinder akan seperti jet dengan tekanan yang sangat besar.
Pipa saluran gas yang bocor akan merupakan sumber terjadinya bahaya keracunan dan kebakaran. Pipa saluran gas ini harus selalu sering diperiksa, bila perlu mengundang ahlinya untuk memperbaikinya. Ketajaman hidung untuk membau gas yang bocor ini merupakan alat yang sangat berguna untuk mencegah terjadinya bahaya.Selain silinder gas yang berisi elpiji yang bentuknya khusus, terdapat pula silinder gas yang berisi gas hidrogen, oksigen, nitrogen, karbon dioksida, klor, dan astilen. Berilah tanda masing masing silinder ini supaya tidak keliru satu dengan yang lain.

e. Api,Api yang kecil sangat kita butuhkan di laboratorium sebagai sumber panas untuk memanasi atau membakar suatu zat. Tetapi jika api yang kita butuhkan ini membesar akan dapat menimbulkan bahaya kebakaran. Karena itu perlakukanlah api di laboratorium dengan sangat hati-hati. Api dan benda panas lainnya, selain menyebabkan bahaya kebakaran juga menyebabkan luka bakar.Sumber bahaya kebakaran berasal dari pembakaran spiritus, pembakaran bensin, percikan listrik, benda yang panas, dan zat pengoksidan. Jauhkan zat yang mudah terbakar seperti etil, alkohol, metanol, aseton, asetaldehida, benzena, eter, petroleum eter, dan karbon disulfida dari benda-benda di atas. Simpanlah zat yang mudah terbakar ini agar tidak melebihi 500ml.Jangan membuang benda panas, benda terbakar, atau bahan kimia yang sangat reaktif di tempat sampah. Logam natrium dan kalium bereaksi kuat dengan air menghasilkan percikan api. Jika sisa logam ini dibuang di tempat bak cuci atau di tempat sampah yang basah akan menimbulkan kebakaran.
Fosfor putih di udara akan terbakar dengan sendirinya sambil menghasilkan asap putih dan gas fosfin yang sangat beracun. Karena itu fosfor putih selalu disimpan terendam dalam air. Jika sisa fosfor dibuang di tempat sampah, selama fosfor itu masih basah tidak akan berbahaya, tetapi nanti jika sudah kering akan menyebabkan kebakaran.Jangan memanasi zat cair yang mudah menguap dan mudah terbakar dengan api telanjang, panaskan dengan menggunakan penangas air. Eksperimen yang menggunakan sumber panas jangan ditinggalkan, harus diawasi terus menerus.Sebelum meninggalkan laboratorium, periksalah apakah semua api sudah dipadamkan, kran gas dan air sudah ditutup, kontak listrik sudah dicabut/diputuskan, dan lampu sudah dipadamkan.











Kesimpulan
Dengan mengetahui bagimana cara kerja dan prinsip kerja serta keamanan kerja di laboratorium maka berguna bagi kita sebagai panduan sebelum melakukan praktikum di laboratorium.cara kerja dan prinsip kerja di laboratorium merupakan langkah- langkah sebelum dan sesudah kita melakukan praktikum agar selama proses praktikum tidak terjadi kesalahan –kesalahan yang tidak di inginkan serta dapat menimbulkan kecelakaan yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. Untuk keamanan kerja di laboratorium  kita mengetahui bagaimana agar diri kita bisa  terhindar dari kecelakaan di laboratorium dan jika terjadi kecelakaan maka kita sudah mengetahui bagaimana cara menanganinya. Dalam keamanan kerja hal pertama yang harus di patuhi adalah kedisiplinan terhadap tata tertib serta aturan-aturan yang ada di laboratorium agar  tidak terjadinya kecelakaan.












Daftar pustaka