Minggu, 17 Maret 2013

Amphibi


BAB I
                                            PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Amphibi merupakan hewan dengan kelembaban kulit yang tinggi, tidak tertutupi oleh rambut dan mampu hidup di air maupun di darat. Amphibia berasal dari bahasa yunani yaitu amphi yang berarti dua dan bios yang berarti hidup. Karena itu amphibi diartikan sebagai hewan yang mempunyai dua bentuk kehidupan yaitu di darat dan di air.
       Amphibi adalah kelompok terkecil di antara vertebrata, dengan jumlah hanya 3.000 spesies. Amfibi adalah hewan berdarah dingin yang  berarti amfibi tidak dapat mengatur suhu badannya sendiri. Untuk itu, amfibi memerlukan matahari untuk menghangatkan badan. Awalnya amfibi mengawali hidup di perairan dan melakukan pernapasan menggunakan insang. Seiring dengan pertumbuhannya paru-paru dan kakinya berkembang dan amfibi pun dapat berjalan di atas daratan.
Pada umumnya, amphibia mempunyai siklus hidup awal di perairan dan siklus hidup kedua adalah di daratan. Pada fase berudu amphibi hidup di perairan dan bernafas dengan insang. Pada fase ini berudu bergerak menggunakan ekor. Pada fase dewasa hidup di darat dan bernafas dengan paru-paru. Pada fase dewasa ini amphibi bergerak dengan kaki.perubahan cara bernafas yang seiring dengan peralihan kehidupan dari perairan ke daratan menyebabkan hilangnya insang dan rangka insang lama kelamaan menghilang.
Sudah sejak lama kodok dikenal oleh manusia, sebagai hewan yang lucu dengan bentuknya dan tidak berbahaya, serta dapat dijadikan sebagai bahan lauk untuk sebagian orang. Mereka menganggap paha kodok yang putih, berdaging banyak dapat menggantikan paha ayam. Selain pahanya, ternyata telur kodokpun dapat dikonsumsi, dijadikan sebagai lauk dengan cara dipepes, yang dinamakan pepes telur kodok, pepes telur kodok ini dikonsumsi sebagian besar oleh orang jawa timur. Manfaat lain dari kodok adalah dapat dijadikan sebagi bahan untuk penelitian pendidikan. Daging kodok adalah sumber protein hewani yang tinggi kandungan gizinya. Limbah kodok yang tidak dipakai sebagai bahan makanan manusia dapat dipakai untuk ransum binatang ternak, seperti itik dan ayam. Kulit kodok yang telah terlepas dari badannya bisa diproses menjadi kerupuk kulit kodok. Kepala kodok yang sudah terpisah dapat diambil kelenjar hipofisanya dan dimanfaatkan untuk merangsang kodok dalam pembuahan buatan dan daging kodok dipercaya dapat menyembuhkan beberapa penyakit.
B.Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dari  makalah ini adalah:
1.      mengetahui karakteristik amphibi
2.      Mengetahui  ciri-ciri hewan amphibi
3. Mengetahui habitat amphibi
4.Struktur tubuh amphibi dan system organ pada amphibi
C.Tujuan
Dengan di tuliskan makalah ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana ciri-ciri hewan amphibi, habitat serta struktur tubuh dan sistem organ pada amphibi.






















      BAB II
PEMBAHASAN

A. Karakteristik dan Ciri-Ciri dari Amphibi
Amphibia adalah vertebrata yang dapat hidup baik dalam air tawar dan di darat. Sebagian besar mengalami metamorfosis dari berudu ke dewasa, namun beberapa jenis amphibia tetap mempunyai insang selama hidupnya. Amphibi memiliki  kulit yang biasanya tipis dan basah. Tubuh amphibi terbagi menjadi kepala dan badan (tidak ada leher). Terdapat dua pasang apendiks lokomotor (yang belakang sangat panjang). Kulit lunak, tidak bersisik. Lubang hidung antori-dorsal,  mata  dorsal, besar,membran timpani, dorsal berada di belakang dekat mata. Mulut sangat lebar. Tiap tangan mempunyai 4 jari, jari kelima rudimenter. Tiap kaki mempunyai 5 buah jari dengan selaput antar jari – jari.

             Amphibi muncul pada pertengahan periode Jura, pra era Paleozoik sebagai vertebrata yang tertua. Kebanyakan Amfibi adalah hewan tropis, karena sifatnya yang poikiloterm atau berdarah dingin. Amphibi memerlukan sinar matahari untuk mendapatkan panas ke tubuhnya, karena tidak bisa memproduksi panas sendiri. Oleh karena itu banyak amphibi yang ditemukan di wilatah tropis dan sub tropis, termasuk seluruh kawasan Indonesia.
Amphibi umumnya merupakan makhluk semi akuatik, yang hidup di darat pada daerah yang terdapat air tawar yang tenang dan dangkal. Tetapi ada juga amphibi yang hidup di pohon sejak lahir sampai mati, dan ada juga yang hidup di air sepanjang hidupnya. Amphibi banyak ditemukan di areal sawah, daerah sekitar sungai, rawa, kolam, bahkan dilingkungan perumahan pun bisa ditemukan.
Amphibi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Memilliki anggota gerak yang secara anamotis pentadactylus
2. Tidak memiliki kuku dan cakar, tetapi ada beberapa anggota amphibia yang pada ujung jarinya mengalami penandukan membentuk kuku dan cakar, contoh Xenopus sp
3. Kulit memiliki dua kelenjar yaitu kelenjar mukosa dan atau kelenjar berbintil
4. Pernafasan dengan insang, kulit, paru-paru.
5. Mempunyai sistem pendengaran, yaitu berupa saluran auditory dan dikenal dengan tympanum.
6. Jantung terdiri dari tiga lobi ( 1 ventrikel dan 2 atrium)
7.Mempunyai struktur gigi, yaitu gigi maxilla dan gigi palatum.
8. Merupakan hewan poikiloterm

Anggota amphibia terdiri dari 4 ordo yaitu Urodela (Salamander), Apoda (Caecilia), Anura ( katak dan kodok), dan Proanura (telah punah). Adapun klasifikasinya sebagai berikut:
Adapun Ordo yang terdapat pada Amphibi adalah:
1.Ordo Caecilia ( Gymnophiona)
Ordo ini mempunyai anggota yang ciri umumnya adalah tidak mempunyai kaki sehingga disebut Apoda. Tubuh menyerupai cacing gilig, bersegmen, tidak bertungkai, dan ekor mereduksi. Hewan ini mempunyai kulit yang kompak, mata tereduksi, tertutup oleh kulit atau tulang, retina pada beberapa spesies berfungsi sebagai fotoreseptor.Di bagian anterior terdapat tentakel yang fungsinya sebagai organ sensori. Kelompok ini menunjukkan 2 bentuk dalam daur hidupnya. Pada fase larva hidup dalam air dan bernafas dengan insang. Pada fase dewasa insang mengalami reduksi, dan biasanya ditemukan di dalam tanah atau di lingkungan akuatik. Fertilisasi pada Caecilia terjadi secara internal.Ordo Caecilia mempunyai 5 famili yaitu Rhinatrematidae, Ichtyopiidae, Uraeotyphilidae, Scolecomorphiidae, dan Caecilidae. Famili Caecilidae mempunyai 3 subfamili yaitu Dermophinae, Caecilinae dan Typhlonectinae.Famili yang ada di indonesia adalah Ichtyopiidae. Anggota famili ini mempunyai ciri-ciri tubuh yang bersisik, ekornya pendek, mata relatif berkembang. Reproduksi dengan oviparous. Larva berenang bebas di air dengan tiga pasang insang yang bercabang yang segera hilang walaupun membutuhkan waktu yang lama di air sebelum metamorphosis. Anggota famili ini yang ditemukan di indonesia adalah Ichtyophis sp., yaitu di propinsi DIY.

2.Ordo Urodela
Urodela disebut juga caudata. Ordo ini mempunyai ciri bentuk tubuh memanjang, mempunyai anggota gerak dan ekor serta tidak memiliki tympanum. Tubuh dapat dibedakan antara kepala, leher dan badan.Beberapa spesies mempunyai insang dan yang lainnya bernafas dengan paru-paru. Pada bagaian kepala terdapat mata yang kecil dan pada beberapa jenis, mata mengalami reduksi. Fase larva hampir mirip dengan fase dewasa. Anggota ordo Urodela hidup di darat akan tetapi tidak dapat lepas dari air. Pola persebarannya meliputi wilayah Amerika Utara, Asia Tengah, Jepang dan Eropa. Urodella mempunyai 3 sub ordo yaitu Sirenidea, Cryptobranchoidea dan Salamandroidea. Sub ordo Sirenidae hanya memiliki1 famili yaitu Sirenidae, sedangkan sub ordo Cryptobranchoideamemiliki 2 famili yaitu Cryptobranchidae dan Hynobiidae.Sub ordo Salamandroidea memiliki 7 famili yaitu Amphiumidae,Plethodontidae,Rhyacotritoniade,Proteidae,Ambystomatidae,Dicamptodontie dan Salamandridae.

3.   Ordo Proanura
Anggota-anggota ordo ini tidak dapat diketemukan atau dapat dikatakan telah punah. Anggota-anggota ordo ini hidupnya di habitat akuatik sebagai larva dan hanya sedikit sajayang menunjukkan perkembangan ke arah dewasa.Ciri-ciri umumnya adalah mata kecil, tungkai depan kecil, tanpa tungkai belakang, kedua rahang dilapisi bahan tanduk, mempunyai 3 pasang insang luar dan paru-paru mengalami sedikit perkembangan. Amphibi ini tidak menunjukkan adanya dua bentuk dalam daur hidupnya.

4.      Ordo Anura
Nama anura mempunyai arti tidak memiliki ekor. Seperti namanya, anggota ordo ini mempunyai ciri umum tidak mempunyai ekor, kepala bersatu dengan badan, tidak mempunyai leher dan tungkai berkembang baik. Tungkai belakang lebih besar daripada tungkai depan. Hal ini mendukung pergerakannya yaitu dengan melompat. Pada beberapa famili terdapat selaput diantara jari-jarinya.Membrana tympanum terletak di permukaan kulit dengan ukuran yang cukup besar dan terletak di belakang mata. Kelopak mata dapat digerakkan. Mata berukuran besar dan berkembang dengan baik. Fertilisasi secara eksternal dan prosesnya dilakukan di perairanyang tenang dan dangkal.

B.Struktur Tubuh Amphibi
Tubuh katak terdiri dari beberapa bagian yaitu Caput (kepala), organon visus, cavum oris , Extremitas liberae (anggota gerak bebas),dimana  bagian-bagian tersebut memiliki lagi bagian –bagian yang spesipik seperti pada caput yang terdiri atas Rostrum (moncong) dengan rima oris (celah mulut), dan Nares anteriores (lubang hidung depan). Selanjutnya bagian dari Organon visus (alat penglihatan) terdiri atas Palpebra superior (pelapuk mata atas), Palpebra inferior (pelapuk mata bawah,Membrane nictitans (selaput tipis) dan  Bulbus oculi (bola mata),Membrane tympani (selaput pendengaran) dan Cavum oris. Pada cavum oris memiliki bagian-bagian seperti Maxilla (rahang atas), Mandibula (rahang bawah)
Palatum (langit-langit) , dan Lingua (lidah).Pada  Extremitas liberae (anggota gerak bebas) memiliki 2 jenis  yang terdiri extremitas anterior dan extremitas posterior. Dimana Extremitas anterior (anggota gerak depan) memiliki beberapa bagian yaitu Brachium (lengan atas), Antebrachium (lengan bawah), Manus (tangan) dan Digiti (jari).Sedangkan Extremitas posterior (anggota gerak belakang) terdiri atas  Femur (paha),Crus (tungkai bawah),Pes/pedes (kaki), Digiti (jari) dan  Membrane renang.

B.     Sistem Organ Pada Amphibi
Sistem organ pada amphibi meliputi sistem pencernaan,sistem peredaran darah,sistem ekresi,serta sistem respirasi dan reproduksi yang akan di jelaskan lebih detail lagi pada paragraph berikutnya.

1.         Sistem pencernaan
        Sistem pencernaan terdiri atas rongga mulut,kerongkongan,lambung,usus,usus besar,dan kloaka.Rongga Mulut , Katak memiliki rongga mulut yang ditopang oleh rahang atas maupun rahang bawah. Gigi katak berbentuk V dan tidak berkembang dengan sempurna. Lidah katak sangat panjang, dan lidah inilah yang berfungsi menangkap mangsa. Keunikan pada lidah katak adalah pangkal lidah yang berada di depan, bentuk lidah yang menggulung, serta tekstur lidah yang kenyal dan sangat lengket.Kerongkongan (Esofagus) , Kerongkongan katak tidak berkembang seperti kerongkongan pada manusia yang cukup panjang dan mampu melakukan gerak peristaltik. Kerongkongan pada katak hanya berupa saluran kecil yang sangat pendek. Hal ini akibat katak tidak memiliki leher seperti halnya mamalia maupun aves.Lambung (Ventrikulus) ,Bentuk lambung pada sistem pencernaan katak mirip dengan ventrikulus pada ikan. Lambung katak bersifat sangat asam. Tujuannya adalah untuk membunuh mangsa dan kuman-kuman penyakit, mengingat mangsa katak adalah serangga yang mungkin masih hidup ketika ditelan. Di dekat lambung, menempel pankreas yang berwarna kuning dan berfungsi menghasilkan enzim untuk mencerna makanan. Selain itu, di dekat ventrikulus, terdapat hepar (hati) yang menghasilkan cairan empedu untuk menetralisasi racun dan zat-zat toksik yang masuk ke dalam saluran pencernaan katak.Usus (Intestinum) ,Usus katak identik dengan usus ikan. Meskipun lebih panjang, bagian-bagian usus seperti duodenum (usus 12 jari), jejunum (usus kosong) maupun ileum (usus cerna), belum memiliki batas-batas yang jelas. Meskipun demikian, di dalam usus, terjadi penyerapan sari-sari makanan oleh bantuan enzim yang dihasilkan pankreas.Usus Besar atau Usus Tebal , Di dalam usus besar katak, hanya terjadi penyerapan air dan pembusukan sisa makanan.Kloaka, Sisa makanan yang tidak dipakai akan dibuang melalui saluran kloaka katak. Perlu diketahui, identik dengan ikan maupun reptilian, katak belum memiliki saluran reproduksi, pembuangan urine dan pembuangan zat sisa makanan yang terpisah. Semuanya bermuara di saluran kloaka.

2. Sistem Peredaran Darah
Jantung katak terdiri dari tiga ruang yaitu : atrium kiri, atrium kanan, dan ventrikel (2 atrium, 1 ventrikel). Atrium kanan menerima darah yang miskin oksigen dari seluruh tubuh, sedangkan atrium kiri menerima darah dari paru – paru. Darah dari kedua atrium bersama – sama masuk ventrikel. Walaupun tampaknya terjadi percampuran antara darah yang miskin oksigen dengan darah yang kaya oksigen namun percampiurn diminimalisasi oleh adanya sekat – sekat yang terdapat pada ventrikel. Dari ventrikel, darah masuk ke pembuluh darah yang bercabang tiiga. Arteri anterior mengalirkan darah ke kepala dan ke otak. Cabang tengah (lung aorta) mengalirkan darah ke jaringan internal dan organ dalam badan, sedangkan arteri posterior dilewati oleh darah yang menuju kulit dan paru – paru.
Darah vena dari seluruh tubuh mengalir masuk ke sinus venosus dan kemudian mengalir menuju ke atrium kanan. Dari atrium kanan, darah mengalir ke ventrikel yag kemudian di pompa keluar melalui arteri pulmonalis → paru – paru → vena pulmonalis → atrium kanan. Lintasan peredaran darah ini disebut peredaran darah paru – paru. Selain peredaran darah paru – paru, pada katak → sinus venosus → atrium kanan.
3. Sistem Ekresi
Ginjal pada amphibi memiliki fungsi yang sama dengan ginjal ikan air tawar yaitu berfungsi untuk mengeluarkan air yang berlebih. Karena kulit katak permeable terhadap air, maka pada saat ia berada di air, banyak air yang  masuk ke tubuh katak secara osmosis. Pada saat ia berada di darat harus melakukan konservasi air dan tidak membuangnya. Katak menyesuaikan dirinya terhadap kandungan air sesuai dengan lingkungannya dengan cara mengatur laju filtrasi yang dilakukan oleh glomerulus, sistem portal renal berfungsi untuk membuang bahan – bahan yang diserap kembali oleh tubuh selama masa aliran darah melalui glomerulus dibatasi. Katak juga menggunkan kantung kemih untuk konserfasi air. Apabila sedang berada dia air, kantung kemih terisi urin ynag encer. Pada saat berada di darat air diserap kembali ke dalam darah menggantikan air yang hilang melalui evaporasi kulit. Hormon yang mengendalikan adalah hormon yang sama dengan ADH.

6. Sistem Respirasi dan Reproduksi
*      Sistem Respirasi
Katak merupakan vertebrata yang dalam perkembangan hidupnya mengalami metamorfosis. Saat baru menetas dari telur hingga usia tertentu katak masih berupa berudu, hidup di air seperti ikan. Pada saat itu berudu bernapas dengan insang. Mula-mula berupa insang luar, dan setelah berumur lebih kurang 12 hari, insang luar diganti insang dalam. Selanjutnya insang dalam ini akan berkembang menjadi paru-paru, sedangkan insang luarnya berkembang menjadi bagian dari kulit. Setelah mengalami metamorfosis dan menjadi katak, alat pernapasannya berubah menjadi kulit dan paru-paru. Pemapasan dengan kulit berlangsung efektif secara difusi baik di darat maupun di air sedangkan pernafasan paru-paru hanya dilakukan saat berada di darat.
Mekanisme pernapasan pada katak juga meliputi inspirasi dan ekspirasi. Mekanisme pernapasan pada katak selengkapnya sebagai berikut.
  1. Fase Inspirasi : Udara bebas masuk melalui celah hidung (koane) ke rongga mulut terus ke paru-paru. Bila otot bawah rahang bawah (sub mandibularis) mengendor maka volume rongga mulut membesar. Selanjutnya udara dari luar akan masuk ke rongga mulut melalui koane. Kemudian koane tertutup, dilanjutkan otot bawah rahang bawah berkontraksi. Akibatnya rongga mulut mengecil, tekanan udara rongga mulut meningkat, sehingga udara dari rongga mulut masuk ke paru-paru. Di dalam paru-paru oksigen berdifusi ke darah kapiler, sedangkan darah kapiler alveolus berdifusi ke luar.
  2. Fase Ekspirasi : Setelah terjadi terjadi pertukaran gas di dalam paru-paru, otot bawah rahang bawah berelaksasi dan otot perut berkontraksi, sehingga rongga mulut membesar, sementara isi perut menekan paru-paru, sehingga udara dari dalam paru-paru masuk ke rongga mulut. Selanjutnya otot bawah rahang bawah berkontraksi, rongga mulut mengecil, sedangkan tekanannya meningkat sehingga udara akan keluar melalui koane.
*      Sistem Reproduksi
Katak atau amfibi merupakan jenis hewan ovipar. Pembuahan katak terjadi diluar tubuh, katak jantan ataupun katak betina tidak memiliki alat kelamin luar. Biasanya saat kawin, katak jantan dan katak betina melakukan ampleksus. Ampleksus itu sendiri adalah biasanya  katak jantan akan menempel pada punggung katak betina, dan kemudian katak jantan akan menekan perut katak betina, dan merangsangnya, sampai katak betina mengeluarkan telurnya. Bersamaan dengan itu katak jantan akan mengeluarkan sperma untuk membuahi sel telur yang telah dikeluarkan oleh katak betina tersebut dalam air. Maka dalam waktu yang bersamaan telah terjadi fertilisasi eksternal,dalam lingkungan air itu.Katak biasanya hidup di tempat –tempat yang lembab, seperti disawah- sawah, dan dirawa-rawa ataupun di gunung- gunung serta di hutan- hutan. Dari berbagai macam habitat katak, maka secara otomatis katak tersebut memiliki berbagai perbedaan bentuk fisik.












BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Dari penjelasan di atas mengenai Amphibi di ketahui  amphibi tersebut dapat hidup di air maupun di daratan. Amphibi berasal dari bahasa yunani yaitu amphi yang berarti dua dan bios yang berarti hidup. Karena itu amphibi diartikan sebagai hewan yang mempunyai dua bentuk kehidupan yaitu di darat dan di air.Amphibi memiliki empat  ordo yaitu Anggota amphibia terdiri dari 4 ordo yaitu Urodela (Salamander), Apoda (Caecilia), dan Anura ( katak dan kodok), Proanura (telah punah).selanjutnya amphibi memiliki system repoduksi yang unik dimana katak jantan berada di atas betinanya dan membantu katak betina agar mudah mengeluarkan telurnya dan akhirnya katak jantan pun membuahi telur tersebut. Sistem peredaran darah katak berupa sistem peredaran darah tertutup dan peredaran darah ganda.Saluran pencernaan katak terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung usus, dan kloaka,Sedangkan alat pernapasan pada katak berupa paru-paru, kulit, dan insang.
C.    Saran
Dari makalah yang kami buat ini kami harap bermanfaat bagi si pembaca untuk menambahkan wawasannya dan jika ada kesalahan pada penulisan ataupun nama-nama kami harap si pembaca dapat memberikan kritikan kepada kelompok kami dan membenarkannya.
f.       Alat ekskresi utama pada katak adalah i berudu dan mengalami metamorfosis sehingga menjadi katak dewasa.










Daftar Pustaka





Tidak ada komentar:

Posting Komentar