Jumat, 31 Mei 2013

amphibi


BAB I
                                            PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Amphibi merupakan hewan dengan kelembaban kulit yang tinggi, tidak tertutupi oleh rambut dan mampu hidup di air maupun di darat. Amphibia berasal dari bahasa yunani yaitu amphi yang berarti dua dan bios yang berarti hidup. Karena itu amphibi diartikan sebagai hewan yang mempunyai dua bentuk kehidupan yaitu di darat dan di air.
       Amphibi adalah kelompok terkecil di antara vertebrata, dengan jumlah hanya 3.000 spesies. Amfibi adalah hewan berdarah dingin yang  berarti amfibi tidak dapat mengatur suhu badannya sendiri. Untuk itu, amfibi memerlukan matahari untuk menghangatkan badan. Awalnya amfibi mengawali hidup di perairan dan melakukan pernapasan menggunakan insang. Seiring dengan pertumbuhannya paru-paru dan kakinya berkembang dan amfibi pun dapat berjalan di atas daratan.

B.Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dari  makalah ini adalah:
1.      mengetahui karakteristik amphibi
2.      Mengetahui  ciri-ciri hewan amphibi
3. Mengetahui habitat amphibi
4.Struktur tubuh amphibi dan system organ pada amphibi
C.Tujuan
Dengan di tuliskan makalah ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana ciri-ciri hewan amphibi, habitat serta struktur tubuh dan sistem organ pada amphibi

      BAB II
PEMBAHASAN

A. Karakteristik dan Ciri-Ciri dari Amphibi
Amphibia adalah vertebrata yang dapat hidup baik dalam air tawar dan di darat. Sebagian besar mengalami metamorfosis dari berudu ke dewasa, namun beberapa jenis amphibia tetap mempunyai insang selama hidupnya. Amphibi memiliki  kulit yang biasanya tipis dan basah. Tubuh amphibi terbagi menjadi kepala dan badan (tidak ada leher). Terdapat dua pasang apendiks lokomotor (yang belakang sangat panjang). Kulit lunak, tidak bersisik. Lubang hidung antori-dorsal,  mata  dorsal, besar,membran timpani, dorsal berada di belakang dekat mata. Mulut sangat lebar. Tiap tangan mempunyai 4 jari, jari kelima rudimenter. Tiap kaki mempunyai 5 buah jari dengan selaput antar jari – jari.

             Amphibi muncul pada pertengahan periode Jura, pra era Paleozoik sebagai vertebrata yang tertua. Kebanyakan Amfibi adalah hewan tropis, karena sifatnya yang poikiloterm atau berdarah dingin. Amphibi memerlukan sinar matahari untuk mendapatkan panas ke tubuhnya, karena tidak bisa memproduksi panas sendiri. Oleh karena itu banyak amphibi yang ditemukan di wilatah tropis dan sub tropis, termasuk seluruh kawasan Indonesia.
Amphibi umumnya merupakan makhluk semi akuatik, yang hidup di darat pada daerah yang terdapat air tawar yang tenang dan dangkal. Tetapi ada juga amphibi yang hidup di pohon sejak lahir sampai mati, dan ada juga yang hidup di air sepanjang hidupnya. Amphibi banyak ditemukan di areal sawah, daerah sekitar sungai, rawa, kolam, bahkan dilingkungan perumahan pun bisa ditemukan.
Amphibi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Memilliki anggota gerak yang secara anamotis pentadactylus
2. Tidak memiliki kuku dan cakar, tetapi ada beberapa anggota amphibia yang pada ujung jarinya mengalami penandukan membentuk kuku dan cakar, contoh Xenopus sp
3. Kulit memiliki dua kelenjar yaitu kelenjar mukosa dan atau kelenjar berbintil
4. Pernafasan dengan insang, kulit, paru-paru.
5. Mempunyai sistem pendengaran, yaitu berupa saluran auditory dan dikenal dengan tympanum.
6. Jantung terdiri dari tiga lobi ( 1 ventrikel dan 2 atrium)
7.Mempunyai struktur gigi, yaitu gigi maxilla dan gigi palatum.
8. Merupakan hewan poikiloterm
 ah punah). Adapun klasifikasinya sebagai berikut:

B.Struktur Tubuh Amphibi
Tubuh katak terdiri dari beberapa bagian yaitu Caput (kepala), organon visus, cavum oris , Extremitas liberae (anggota gerak bebas),dimana  bagian-bagian tersebut memiliki lagi bagian –bagian yang spesipik seperti pada caput yang terdiri atas Rostrum (moncong) dengan rima oris (celah mulut), dan Nares anteriores (lubang hidung depan). Selanjutnya bagian dari Organon visus (alat penglihatan) terdiri atas Palpebra superior (pelapuk mata atas), Palpebra inferior (pelapuk mata bawah,Membrane nictitans (selaput tipis) dan  Bulbus oculi (bola mata),Membrane tympani (selaput pendengaran) dan Cavum oris. Pada cavum oris memiliki bagian-bagian seperti Maxilla (rahang atas), Mandibula (rahang bawah)
Palatum (langit-langit) , dan Lingua (lidah).Pada  Extremitas liberae (anggota gerak bebas) memiliki 2 jenis  yang terdiri extremitas anterior dan extremitas posterior. Dimana Extremitas anterior (anggota gerak depan) memiliki beberapa bagian yaitu Brachium (lengan atas), Antebrachium (lengan bawah), Manus (tangan) dan Digiti (jari).Sedangkan Extremitas posterior (anggota gerak belakang) terdiri atas  Femur (paha),Crus (tungkai bawah),Pes/pedes (kaki), Digiti (jari) dan  Membrane renang.

B.     Sistem Organ Pada Amphibi
Sistem organ pada amphibi meliputi sistem pencernaan,sistem peredaran darah,sistem ekresi,serta sistem respirasi dan reproduksi yang akan di jelaskan lebih detail lagi pada paragraph berikutnya.

1.         Sistem pencernaan
        Sistem pencernaan terdiri atas rongga mulut,kerongkongan,lambung,usus,usus besar,dan kloaka.Rongga Mulut , Katak memiliki rongga mulut yang ditopang oleh rahang atas maupun rahang bawah. Gigi katak berbentuk V dan tidak berkembang dengan sempurna. Lidah katak sangat panjang, dan lidah inilah yang berfungsi menangkap mangsa. Keunikan pada lidah katak adalah pangkal lidah yang berada di depan, bentuk lidah yang menggulung, serta tekstur lidah yang kenyal dan sangat lengket.Kerongkongan (Esofagus) , Kerongkongan katak tidak berkembang seperti kerongkongan pada manusia yang cukup panjang dan mampu melakukan gerak peristaltik. Kerongkongan pada katak hanya berupa saluran kecil yang sangat pendek. Hal ini akibat katak tidak memiliki leher seperti halnya mamalia maupun aves.Lambung (Ventrikulus) ,Bentuk lambung pada sistem pencernaan katak mirip dengan ventrikulus pada ikan. Lambung katak bersifat sangat asam. Tujuannya adalah untuk membunuh mangsa dan kuman-kuman penyakit, mengingat mangsa katak adalah serangga yang mungkin masih hidup ketika ditelan. Di dekat lambung, menempel pankreas yang berwarna kuning dan berfungsi menghasilkan enzim untuk mencerna makanan. Selain itu, di dekat ventrikulus, terdapat hepar (hati) yang menghasilkan cairan empedu untuk menetralisasi racun dan zat-zat toksik yang masuk ke dalam saluran pencernaan katak.Usus (Intestinum) ,Usus katak identik dengan usus ikan. Meskipun lebih panjang, bagian-bagian usus seperti duodenum (usus 12 jari), jejunum (usus kosong) maupun ileum (usus cerna), belum memiliki batas-batas yang jelas. Meskipun demikian, di dalam usus, terjadi penyerapan sari-sari makanan oleh bantuan enzim yang dihasilkan pankreas.Usus Besar atau Usus Tebal , Di dalam usus besar katak, hanya terjadi penyerapan air dan pembusukan sisa makanan.Kloaka, Sisa makanan yang tidak dipakai akan dibuang melalui saluran kloaka katak. Perlu diketahui, identik dengan ikan maupun reptilian, katak belum memiliki saluran reproduksi, pembuangan urine dan pembuangan zat sisa makanan yang terpisah. Semuanya bermuara di saluran kloaka.
Anggota amphibia terdiri dari 4 ordo yaitu Urodela (Salamander), Apoda (Caecilia), Anura ( katak dan kodok), dan Proanura (tel





BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Dari penjelasan di atas mengenai Amphibi di ketahui  amphibi tersebut dapat hidup di air maupun di daratan. Amphibi berasal dari bahasa yunani yaitu amphi yang berarti dua dan bios yang berarti hidup. Karena itu amphibi diartikan sebagai hewan yang mempunyai dua bentuk kehidupan yaitu di darat dan di air.Amphibi memiliki empat  ordo yaitu Anggota amphibia terdiri dari 4 ordo yaitu Urodela (Salamander), Apoda (Caecilia), dan Anura ( katak dan kodok), Proanura (telah punah).selanjutnya amphibi memiliki system repoduksi yang unik dimana katak jantan berada di atas betinanya dan membantu katak betina agar mudah mengeluarkan telurnya dan akhirnya katak jantan pun membuahi telur tersebut. Sistem peredaran darah katak berupa sistem peredaran darah tertutup dan peredaran darah ganda.Saluran pencernaan katak terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung usus, dan kloaka,Sedangkan alat pernapasan pada katak berupa paru-paru, kulit, dan insang.
C.    Saran
Dari makalah yang kami buat ini kami harap bermanfaat bagi si pembaca untuk menambahkan wawasannya dan jika ada kesalahan pada penulisan ataupun nama-nama kami harap si pembaca dapat memberikan kritikan kepada kelompok kami dan membenarkannya.
f.       Ala
Daftar Pustaka





Senin, 27 Mei 2013

sifat koligatif larutan



Sifat Koligatif Larutan
Ditulis oleh Ratna dkk pada 16-04-2009
Description: Gambaran umum sifat koligatif
Gambaran umum sifat koligatif
Sifat  koligatif  larutan  adalah  sifat  larutan  yang  tidak tergantung pada macamnya zat terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut (konsentrasi zat terlarut).
Apabila suatu pelarut ditambah dengan sedikit zat terlarut (Gambar 6.2), maka akan didapat suatu larutan yang mengalami:
  1. Penurunan tekanan uap jenuh
  2. Kenaikan titik didih
  3. Penurunan titik beku
  4. Tekanan osmosis
Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat Larutan itu sendiri. Jumlah partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel dalam larutan elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama. Hal ini dikarenakan larutan elektrolit terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non elektrolit tidak terurai menjadi ion-ion. Dengan demikian sifat koligatif larutan dibedakan atas sifat koligatif larutan non elektrolit dan sifat koligatif larutan elektrolit.
Penurunan Tekanan Uap Jenuh
Pada  setiap  suhu,  zat  cair  selalu  mempunyai  tekanan tertentu. Tekanan ini adalah tekanan uap jenuhnya pada suhu tertentu. Penambahan suatu zat ke dalam zat cair menyebabkan penurunan tekanan uapnya. Hal ini disebabkan karena zat terlarut itu mengurangi bagian atau fraksi dari pelarut, sehingga kecepatan penguapan berkurang.
Description: Gambaran penurunan tekanan uap
Gambaran penurunan tekanan uap
Menurut Roult :
p = po . XB
keterangan:
p     : tekanan uap jenuh larutan
po  : tekanan uap jenuh pelarut murni
XB  : fraksi mol pelarut
Karena XA + XB = 1, maka persamaan di atas dapat diperluas menjadi :
P = Po (1 – XA)
P = Po – Po . XA
Po – P = Po . XA
Sehingga :
ΔP = po . XA
keterangan:
ΔP   : penuruman tekanan uap jenuh pelarut
po    : tekanan uap pelarut murni
XA   : fraksi mol zat terlarut